Selandia
Baru, yang dalam bahasa Maori
disebut Aotearoa
(artinya Tanah Berawan Putih Panjang), adalah sebuah negara kepulauan di barat
daya Samudera Pasifik; kira-kira 1.500 kilometer di tenggara Australia,
di seberang Laut Tasman; dan kira-kira 1.000 kilometer di selatan negara-negara kepulauan Pasifik, yakni Kaledonia Baru,
Fiji,
dan Tonga.
Negara ini terdiri dari dua pulau besar (Pulau Utara
dan Pulau Selatan) dan beberapa pulau
lainnya yang lebih kecil. Karena letaknya
yang jauh, Selandia Baru merupakan kepulauan terakhir yang didiami oleh
manusia.
Selama
masa keterpencilannya yang panjang, di Selandia Baru berkembanglah suatu keanekaragaman hayati yang berbeda, baik itu tumbuhan maupun hewan. Yang paling
terkenal adalah sejumlah besar spesies burung
yang unik, banyak di antaranya punah setelah tibanya manusia dan mamalia yang dibawaserta. Dengan iklim bahari yang sedang, daratan Selandia Baru
sebagian besarnya ditutupi hutan. Topografi negara yang bervariasi dan
puncak-puncak gunungnya yang tajam sangat dipengaruhi oleh tonjolan tektonik
tanah dan letusan gunung berapi yang disebabkan oleh tumbukan lempeng Pasifik
dan lempeng Indo-Australia di bawah permukaan bumi.
Bangsa Polinesia
mendiami Selandia Baru pada tahun 1250–1300 Masehi dan membangun kebudayaan Māori
yang berbeda, dan orang Eropa mulai merintis
hubungan dengan mereka pada tahun 1642 Masehi. Pengenalan kentang
dan senapan lontak telah memicu pergolakan di antara sesama Suku Māori
pada permulaan abad ke-19, yang mengarah pada Peperangan Senapan
antarsuku. Pada tahun 1840 Britania dan Māori menandatangani Perjanjian Waitangi yang menjadikan Selandia Baru sebagai jajahan Imperium Britania. Jumlah imigran menaik tajam dan berbagai konflik mengarah
pada Peperangan Selandia Baru, yang berakibat pada diambilalihnya tanah Māori di tengah Pulau Utara. Kelesuan ekonomi diikuti oleh
beberapa periode reformasi politik, dengan diberikannya hak bersuara kepada perempuan pada dasawarsa 1890-an, dan sebuah negara kesejahteraan
dikembangkan sejak dasawarsa 1930-an. Setelah Perang Dunia II, Selandia Baru
menggabungi Australia dan Amerika Serikat di dalam perjanjian keamanan ANZUS, meskipun Amerika Serikat, hingga
tahun 2010, membekukan perjanjian itu setelah Selandia Baru melarang persenjataan nuklir. Selandia Baru adalah bagian dari kerjasama intelijen di
antara negara-negara berbahasa Inggris, Perjanjian UKUSA.
Orang Selandia Baru menikmati salah satu standar hidup
tertinggi di dunia pada dasawarsa 1950-an, tetapi mengalami kejatuhan yang
mendalam pada dasawarsa 1970-an, diperburuk oleh krisis minyak dan masuknya Britania Raya ke dalam Komunitas Ekonomi Eropa. Negara ini kemudian menjalani perubahan ekonomi besar
pada dasawarsa 1980-an, yang mengubahnya dari ekonomi proteksionistis menjadi
ekonomi perdagangan bebas yang liberal. Pasar untuk ekspor produk pertanian Selandia
Baru telah didiversifikasi secara luas sejak dasawarsa 1970-an, dengan ekspor wol yang pernah mendominasi digantikan
oleh produk peternakan, daging, dan minuman anggur.
Mayoritas
penduduk Selandia Baru
adalah keturunan bangsa-bangsa dari Eropa; pribumi Māori adalah minoritas terbesar, diikuti oleh
orang Asia dan orang Polinesia non-Māori. Bahasa Inggris, Bahasa Māori, dan Bahasa Isyarat Selandia Baru adalah bahasa-bahasa resmi, dengan Bahasa Inggris yang
mendominasi. Sebagian besar budaya Selandia Baru
diturunkan dari Māori dan pemukim dini asal Britania. Seni Eropa mula-mula
didominasi oleh pemandangan alam dan juga potret Māori yang lebih minim
kadarnya. Sebuah kebangkitan baru budaya Māori telah menyebabkan seni-seni
tradisional mereka berupa seni ukir/pahat, seni
anyam/tenun, dan seni rajah menjadi lebih
mengemuka. Banyak seniman kini memadukan teknik-teknik Māori dan Barat untuk
menghasilkan bentuk seni yang unik. Budaya negara ini juga telah diperluas
melalui globalisasi dan telah menaikkan angka imigrasi
dari Kepulauan Pasifik dan Asia. Pelataran alam Selandia Baru yang beraneka
ragam menyediakan banyak peluang bagi penikmat keadaan luar rumah dan telah
menyediakan latar belakang bagi sejumlah film berbiaya besar.
Selandia
Baru adalah negara demokrasi parlementer dan sebuah wilayah Persemakmuran Britania (Commonwealth Realm). Selandia Baru dibagi ke dalam
11 dewan regional
dan 67 otoritas teritorial untuk tujuan pemerintahan daerah; sistem ini memiliki kadar
otonomi yang lebih rendah daripada sistem provinsi
yang sudah tidak digunakan lagi. Secara nasional, kekuasaan politik eksekutif
dijalankan oleh kabinet, yang dikepalai oleh perdana
menteri. Ratu Elizabeth II
adalah kepala negara dan karena ketidakhadirannya sang ratu diwakili oleh gubernur jenderal. Alam Selandia Baru
milik ratu adalah meliputi juga Tokelau
(sebuah wilayah dependensi); Kepulauan Cook
dan Niue
(memerintah-sendiri tetapi dalam asosiasi bebas); dan Dependensi Ross,
yang merupakan klaim wilayah di Antarktika. Selandia Baru adalah anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik,
Negara-Negara
Persemakmuran, Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan
Ekonomi, Forum Kepulauan Pasifik, dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Daftar
isi
1.
Etimologi
2.
Sejarah
4. Lingkungan
5.1 Perdagangan
8. Hari libur
9. Catatan
Etimologi
Aotearoa
(seringkali diterjemahkan sebagai "tanah berawan putih panjang")
adalah nama Māori untuk Selandia Baru, dan juga digunakan dalam Bahasa Inggris Selandia Baru. Tidak diketahui apakah Māori punya nama untuk seluruh
wilayah negara ini sebelum tibanya orang Eropa, jelas bahwa pada mulanya Aotearoa
hanya merujuk Pulau Utara. Abel Tasman melihat Selandia Baru pada tahun 1642 dan menyebutnya Staten
Landt, dengan anggapan bahwa wilayah ini terhubung dengan daratan besar
yang bernama sama di ujung selatan Amerika Selatan.
Pada tahun 1645 para kartografer Belanda mengubah namanya menjadi Nova Zeelandia,
diambil dari nama salah satu provinsi
Belanda, Zeeland.
Penjelajah asal Britania James Cook
kemudian menginggriskan nama tersebut menjadi "New Zealand", atau
Selandia Baru dalam bahasa Indonesia.
Māori punya beberapa nama tradisional untuk
dua pulau besar, termasuk Te Ika-a-Māui
(ikan Māui) untuk Pulau Utara,
dan Te Wai Pounamu
(perairan batu hijau) atau Te
Waka o Aoraki (kano Aoraki) untuk Pulau Selatan.
Peta-peta dini Eropa menamai pulau-pulau Utara (Pulau Utara), Tengah (Pulau
Selatan), dan Selatan (Pulau Stewart / Rakiura). Peta-peta dari tahun 1830 mulai menggunakan Utara dan
Selatan untuk membedakan dua pulau terbesar, dan mulai tahun 1907 penyebutan
ini mulai menjadi kaidah yang diterima luas. Badan Geografi Selandia Baru pada tahun 2009 menemukan bahwa nama-nama Pulau Utara dan
Pulau Selatan tidak pernah diformalkan, tetapi sekarang perencanaan ke arah
sana mulai dilakukan. Badan ini juga memperhatikan nama-nama Māori yang
sesuai, dengan Te Ika-a-Māui dan Te
Wai Pounamu sebagai dua pilihan yang paling mungkin menurut kepala Komisi Bahasa Māori.
Sejarah
Selandia
Baru adalah salah satu daratan utama terakhir yang dimukimi manusia. Penanggalan
radiokarbon, bukti
dari penggundulan
hutan dan keanekaragaman DNA mitokondria di dalam populasi Māori menduga Selandia Baru pertama didiami oleh orang Polinesia Timur antara tahun 1250 sampai 1300,
menyimpulkan sederetan perjalanan panjang melalui kepulauan Pasifik selatan.
Selama berabad-abad kemudian para pemukim ini mengembangkan budaya yang berbeda
yang dikenal sebagai Māori. Populasi terbagi dua menjadi iwi (suku) dan hapū (sub-suku) yang akan bekerjasama,
bersaing, dan kadang-kadang saling berperang. Pada beberapa periode, sekelompok
Māori bermigrasi ke Kepulauan Chatham (yang mereka sebut Rēkohu), di
mana mereka mengembangkan budaya Moriori yang berbeda. Populasi Moriori
berkurang drastis antara tahun 1835 sampai 1862, terutama disebabkan oleh
penyerangan dan perbudakan oleh Māori, meskipun penyakit-penyakit yang
dibawaserta orang Eropa juga ikut berperan. Pada tahun 1862 hanya 101 jiwa yang
selamat dan yang terakhir dikenal berdarah Moriori sepenuhnya meninggal pada
tahun 1933.
Orang
Eropa pertama yang diketahui mencapai Selandia Baru adalah penjelajah Belanda, Abel Tasman dan para awak kapalnya pada tahun
1642. Dalam sebuah pertemuan yang menegangkan, empat awak kapal terbunuh dan
paling sedikit seorang Māori terpukul oleh canister shot. Orang Eropa tidak mengunjungi lagi Selandia Baru sampai
tahun 1769 ketika penjelajah Britania, James Cook, memetakan hampir semua
pesisirnya. Setelah Cook, Selandia Baru dikunjungi oleh beberapa kapal
pemburu
paus, pemburu anjing laut, dan kapal
dagang Eropa dan
Amerika Utara. Mereka menjual makanan, peralatan logam, persenjataan, dan
barang-barang lain untuk memperoleh damar,
artefak, air, dan jasa seks. Kentang dan senapan lontak yang diperkenalkan telah mengubah
pertanian dan peperangan Māori. Kentang menyediakan surplus makanan yang andal,
yang memungkinkan kampanye militer lebih panjang dan berkelanjutan. Perang
senapan antar-suku
telah mencapai 600 pertempuran antara tahun 1801 sampai 1840, dan telah
menewaskan 30.000–40.000 Māori. Sejak awal abad ke-19, misionaris Kristen mulai menetap di Selandia Baru,
dan berjaya mengubah keyakinan sebagian besar populasi Māori. Populasi Māori
berkurang hingga menjadi 40 persen dari keadaan sebelum pertemuan dengan
orang Eropa pada abad ke-19; penyakit-penyakit yang dibawaserta oleh orang
Eropa telah menjadi faktor utama.
Pemerintah
Britania mengangkat James
Busby sebagai Residen
Britania untuk Selandia Baru pada tahun 1832dan pada tahun 1835, setelah
pengumuman rencana pemukiman orang Perancis oleh Charles de Thierry, Persekutuan Suku-Suku di Selandia Baru secara samar-samar mengirimkan Deklarasi Kemerdekaan Selandia Baru kepada Raja William IV dari United Kingdom untuk meminta perlindungan. Kerusuhan
yang tengah terjadi dan kedudukan hukum Deklarasi Kemerdekaan yang diragukan
telah mendorong Kementerian Kolonial mengirimkan Kapten William
Hobson untuk mendaku
kedaulatan bagi Mahkota Britania dan merundingkan sebuah perjanjian dengan
Māori. Perjanjian
Waitangi kali pertama
ditandatangani di Bay
of Islands pada
tanggal 6 Februari 1840. Sebagai respons terhadap upaya Perusahaan Selandia Baru yang berjalan komersial untuk
mendirikan permukiman mandiri di Wellington dan para pemukim Perancis yang
"membeli" tanah di Akaroa, Hobson mendeklarasikan kedaulatan
Britania ke atas semua wilayah Selandia Baru pada tanggal 21 Mei 1840, meskipun
salinan-salinan Perjanjian masih beredar. Dengan ditandatanganinya Perjanjian
dan deklatasi kedaulatan, banyaknya imigran, khususnya dari United Kingdom, mulai bertambah.
Selandia
Baru, mulanya bagian dari koloni New South Wales, menjadi koloni
mahkota terpisah pada
tahun 1841. Koloni ini memperoleh pemerintahan representatif pada tahun
1852 dan Parlemen Pertama
pada tahun 1854. Pada tahun 1856 koloni ini secara efektif memerintah-sendiri, memikul
tanggung jawab terhadap semua urusan domestik selain dari kebijakan asli.
(Kendali atas kebijakan asli diberikan pada pertengahan dasawarsa 1860-an.)
Setelah memperhatikan bahwa Pulau Selatan boleh jadi membentuk koloni terpisah,
perdana menteri Alfred
Domett mengeluarkan
resolusi untuk memindahkan ibu kota dari Auckland ke sebuah lokalitas di dekat Selat
Cook. Wellington
dipilih atas pertimbangan pelabuhannya dan lokasinya yang berada di tengah,
dengan parlemen yang secara resmi berkedudukan di sana untuk kali pertama pada
tahun 1865. Karena jumlah imigran bertambah, konflik atas lahan telah memicu Perang Selandia Baru pada dasawarsa 1860-an dan 1870-an, yang berujung pada
bergantinya sebagian besar kepemilikan tanah Māori. Pada tahun 1893 negara ini
menjadi yang pertama di dunia yang memberikan semua hak
perempuan untuk memilih[48] dan pada tahun 1894 merintis adopsi sengketa wajib antara buruh dan
uni.[
Pada
tahun 1907, atas permintaan Parlemen Selandia Baru, Raja
Edward VII
memproklamasikan Selandia Baru sebagai sebuah dominion di lingkungan Imperium Britania, yang mencerminkan statusnya sebagai
satuan politik yang memerintah-secara-mandiri. Pada tahun 1947 negara ini
mengadopsi Statuta Westminster, yang menegaskan bahwa Parlemen
Britania tidak dapat lagi menyusun perundang-undangan untuk Selandia Baru tanpa
persetujuan Selandia Baru Selandia Baru terlibat dalam urusan-urusan dunia,
berjuang bersama-sama pihak Imperium Britania di dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II[50] dan ikut menderita sepanjang Depresi Besar. Depresi ini ikut menjadi penyebab bagi
terpilihnya pemerintah buruh pertama dan didirikannya negara kesejahteraan yang menyeluruh dan ekonomi proteksionis. Selandia Baru mengalami
kesejahteraan yang membaik setelah Perang Dunia II dan Māori mulai meninggalkan
kehidupan perdesaan tradisional mereka dan berpindah ke kota-kota untuk
mendapatkan pekerjaan. Sebuah gerakan protes Māori merebak, yang mengkritisi Erosentrisme dan berjuang demi pengakuan yang
lebih besar atas budaya
Māori dan Perjanjian
Waitangi. Pada tahun 1975, sebuah Tribunal Waitangi dibentuk untuk menyelidiki dugaan pelanggaran terhadap
Perjanjian Waitangi, dan tribunal ini dibolehkan untuk menyelidiki
keluhan-keluhan sejarah pada tahun 1985. Pemerintah telah merundingkan berbagai
ganti rugi dan keberatan ini dengan banyak iwi, meskipun pendakuan Māori atas
tepi pantai dan dasar laut terbukti kontroversial pada dasawarsa 2000-an.
Selandia Baru adalah monarki konstitusional
dengan demokrasi parlementer,
meskipun konstitusinya tidaklah tertulis. Ratu Elizabeth II adalah kepala negara yang diberi gelar Ratu Selandia
Baru. Ratu diwakili oleh Gubernur Jenderal
yang ditunjuk oleh Ratu atas nasihat Perdana Menteri.
Gubernur Jenderal dapat menjalankan hak prerogatif
mahkota (seperti meninjau kasus-kasus ketidakadilan dan mengangkat Dewan
Menteri (kabinet), duta besar, dan pejabat publik penting lainnya) dan dalam
situasi yang langka, kekuasaan cadangan (kekuasaan untuk memberhentikan
Perdana Menteri, membubarkan Parlemen, atau menolak Persetujuan Kerajaan atas sebuah rancangan undang-undang menjadi undang-undang). Kekuasaan
Ratu dan Gubernur Jenderal dibatasi oleh kekakuan konstitusional dan mereka
biasanya tidak dapat dijalankan tanpa
nasihat dari Kabinet.
Ratu dan perwakilannya, Gubernur Jenderal
Parlemen Selandia Baru
memegang kekuasaan legislatif dan terdiri dari Yang Berdaulat (diwakili oleh Gubernur
Jenderal) dan Dewan Perwakilan Rakyat. Parlemen juga pernah meliputi sebuah majelis tinggi, Dewan Legislatif, hingga dewan ini dihapuskan pada tahun 1950. Kedudukan
tertinggi Parlemen berada pada Yang Berdaulat dan berada di Inggris menurut Bill of Rights 1689
dan telah diratifikasi sebagai undang-undang di Selandia Baru. Dewan Perwakilan
Rakyat dipilih secara demokratis dan Pemerintah dibentuk dari partai atau koalisi yang menguasai mayoritas kursi di dewan.[Jika tidak ada mayoritas yang terbentuk,
maka sebuah pemerintahan minoritas
dapat dibentuk jika dukungan dari partai-partai lain pada saat pemungutan suara
kepercayaan dan kesediaan terjamin. Gubernur Jenderal menunjuk menteri-menteri di
bawah saran dari Perdana Menteri, yang berdasarkan konvensi merupakan pemimpin parlemen
koalisi atau partai yang memerintah. Kabinet, yang terdiri dari para menteri
dan dipimpin oleh Perdana Menteri, adalah badan pembuat kebijakan tertinggi di
dalam pemerintahan dan bertanggung jawab untuk menentukan tindakan-tindakan
pemerintah yang signifikan. Berdasarkan konvensi, para anggota kabinet terikat oleh tanggung jawab kolektif atas semua keputusan yang dibuat oleh cabinet.
Para hakim dan pejabat peradilan
diangkat secara non-politis dan di bawah aturan yang ketat menyangkut masa jabatan untuk membantu
memelihara independensi-konstitusionalnya dari pemerintah. Secara teoretis,
keadaan ini memungkinkan peradilan menafsirkan undang-undang hanya berdasarkan
legislasi yang diberlakukan Parlemen tanpa pengaruh-pengaruh lain pada saat
membuat keputusan. Dewan Penasihat
di London merupakan pengadilan banding puncak negara ini sampai tahun 2004,
ketika ia digantikan oleh Mahkamah Agung Selandia Baru. Peradilan, dikepalai oleh Hakim Agung,
meliputi Pengadilan Banding, Pengadilan Tinggi, dan pengadilan-pengadilan bawahannya.
Hampir
semua pemilihan umum parlemen
antara tahun 1853 sampai tahun 1996 diselenggarakan di bawah sistem pemungutan
suara first past the
post (pemegang suara terbanyak adalah
yang menjadi pemenang) Pemilihan umum sejak tahun 1930 telah didominasi oleh dua
partai politik, Partai Nasional
dan Partai Buruh.[69]
Sejak tahun 1996, sebuah bentuk representasi proporsional
yang disebut representasi proporsional campuran (MMP) telah digunakan. Di bawah sistem MMP setiap orang
memiliki dua suara; satu untuk 70 kursi daerah pemilihan (termasuk 7 yang
dicadangkan untuk Māori) dan satu lagi untuk partai. Lima puluh kursi sisanya
ditetapkan sehingga perwakilan di parlemen mencerminkan suara partai, meskipun
sebuah partai harus memenangi satu kursi daerah pemilihan atau 5 persen
dari keseluruhan suara partai sebelum partai itu memenuhi syarat untuk
mendapatkan kursi ini. Antara bulan Maret 2005 dan bulan Agustus 2006 Selandia
Baru menjadi satu-satunya negara di dunia di mana semua jabatan tertingginya
(Kepala Negara, Gubernur Jenderal, Perdana Menteri, Ketua DPR
dan Ketua Mahkamah Agung) semuanya dipegang oleh perempuan.
Selandia Baru dikenal sebagai salah satu
negara paling stabil dan diperintah dengan sangat baik di dunia. Pada tahun
2011, negara ini menempati peringkat ke-5 dalam hal kekuatan lembaga-lembaga
demokrasinyadan peringkat pertama dalam hal transparansi pemerintahan dan
paling tidak korup Selandia Baru memiliki angka partisipasi warga negara yang
tinggi, dengan 79% pemilik suara ikut serta dalam pemilihan umum terkini,
dibanding rata-rata OECD sebesar 72%. Lebih jauh lagi, 67% warga Selandia Baru berkata
bahwa mereka percaya akan lembaga-lembaga politiknya, jauh lebih tinggi
daripada rata-rata OECD sebesar 56%.
Militer dan
hubungan internasional
Selandia
Baru pada masa kolonial awal membolehkan Pemerintah Britania untuk menentukan
perdagangan internasional dan bertanggung jawab untuk kebijakan luar negeri. Konferensi Imperial
tahun 1923 dan 1926 memutuskan bahwa Selandia Baru harus diizinkan untuk
merundingkan perjanjian politiknya, di mana perjanjian
perdagangan dengan Jepang pada tahun 1928 menjadi kesuksesan pertamanya.
Meskipun independensi ini, Selandia Baru dengan ikhlas mengikuti Britania dalam
deklarasi perang
terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939, yang diperkuat oleh pernyataan
Perdana Menteri Michael Savage,
"Ke mana ia (Britania) pergi, kami mengikutinya; di mana ia (Britania)
berdiri, di sanapun kami berdiri."
Pendatang
dini dari Eropa membagi-bagi Selandia Baru ke dalam beberapa provinsi, yang menikmati taraf otonomi tinggi.
Karena adanya tekanan keuangan dan keinginan untuk mengkonsolidasi rel kereta
api, pendidikan, penjualan tanah, dan kebijakan-kebijakan lainnya, pemerintah
kemudian mensentralisasi provinsi-provinsi ini dengan menghapuskannya pada
tahun 1876. Hasilnya, Selandia Baru kini tidak memiliki entitas
subnasional yang
terpisah-pisah. Keberadaan provinsi-provinsi ini masih membekas dan dikenang
dalam hari ulang tahun provinsi[113] dan persaingan keolahragaan.
Sejak
tahun 1876, berbagai dewan telah memerintah daerah-daerah lokal di bawah
legislasi yang ditentukan oleh pemerintah pusat. Pada tahun 1989, pemerintah
menata ulang pemerintahan daerah ke dalam struktur dua-jenjang, yakni dewan regional dan otoritas teritorial. 249 munisipalitas yang wujud pada tahun 1975 kini telah dikonsolidasi
menjadi 67 otoritas teritorial dan 11 dewan regional. Peran dewan regional
adalah untuk mengatur "lingkungan alami dengan penekanan khusus
berdasarkan pengelolaan sumber daya alam",sementara otoritas teritorial
bertanggung jawab untuk mengurus persampahan dan limbah, air, jalan lokal,
perizinan bangunan, dan urusan-urusan lokal lainnya. Lima dari dewan teritorial
yang ada adalah berupa otoritas kesatuan dan juga bertindak sebagai dewan regional. Otoritas
teritorial terdiri dari 13 dewan kota, 53 dewan distrik, dan Dewan Kepulauan Chatham. Meskipun secara resmi Dewan
Kepulauan Chatham bukan merupakan otoritas kesatuan, dewan ini memikul banyak
fungsi yang biasa dimiliki sebuah dewan distrik.[
Alam
Selandia Baru adalah salah satu dari 16 alam
di dalam persemakmuran
dan terdiri dari
Selandia Baru, Tokelau, Dependensi Ross, Kepulauan Cook, dan Niue.
Kepulauan Cook dan Niue adalah negara-negara yang berpemerintahan-mandiri di
dalam asosiasi bebas
bersama Selandia Baru. Parlemen Selandia Baru tidak dapat mengesahkan legislasi
untuk negara-negara ini, tetapi dengan persetujuan negara tersebut Selandia
Baru dapat bertindak untuk urusan luar negeri dan pertahanan. Tokelau adalah teritorial yang tidak
berpemerintahan-mandiri
yang menggunakan bendera dan lagu kebangsaan Selandia Baru, tetapi dikelola
oleh suatu dewan yang terdiri dari tiga orang tetua (masing-masing satu dari
tiap-tiap atol Tokelau). Dependensi Ross adalah pendakuan teritorial Selandia Baru di Antarktika, di mana dependensi ini
mengoperasikan fasilitas penelitian Basis
Scott. Undang-undang
kewarganegaraan Selandia Baru memperlakukan semua bagian alam Selandia Baru
dengan setara, sehingga sebagian besar orang yang dilahirkan di Selandia Baru,
Kepulauan Cook, Niue, Tokelau, dan Dependensi Ross sebelum tahun 2006 merupakan
warga negara Selandia Baru. Persyaratan tambahan berlaku untuk mereka yang
lahir pada tahun 2006 atau lebih terkemudian.
Pembagian
administratif Selandia Baru
|
|||||||||||
Alam
Persemakmuran
|
|||||||||||
Negara
dan Dependensi
|
Selandia
Baru
|
||||||||||
11 region non-kesatuan
|
5 region kesatuan
|
Pulau-pulau luar
di luar otoritas regional manapun
(Kepulauan Kermadec, Kepulauan Tiga Raja, dan Pulau-pulau Sub-antarktik) |
11 region non-kesatuan
|
5 region kesatuan
|
Pulau-pulau luar di luar otoritas regional manapun
(Kepulauan Kermadec, Kepulauan Tiga Raja, dan Pulau-pulau Sub-antarktik) |
|||||||
13 kota dan 53 distrik
|
|||||||||
Catatan
|
Beberapa distrik terletak di lebih dari satu region
|
Rangkap jenjang regional dan otoritas teritorial
|
Otoritas teritorial khusus
|
Teritorial di Antarktika
|
Teritorial yang tak berpemerintahan mandiri
|
Negara-negara yang berasosiasi bebas
|
Lingkungan
Geografi
Selandia
Baru terdiri dari dua pulau utama dan sejumlah pulau
yang lebih kecil,
terletak di dekat pusat belahan lautan. Pulau Utara dan Pulau Selatan dipisahkan oleh Selat
Cook, selebar 22
kilometer di celah tersempitnya. Di samping Pulau Utara dan Pulau Selatan, lima
pulau terbesar yang dihuni adalah Pulau Stewart, Pulau Chatham, Pulau Great Barrier (di Teluk
Hauraki), Pulau d'Urville (di Marlborough Sounds) dan Pulau Waiheke (kira-kira 22 kilometer dari Auckland
tengah).[132] Pulau-pulau negara ini terletak di
antara 29° LS sampai 53° LS, dan 165° BT sampai 176° BT.
Selandia
Baru memiliki panjang (lebih dari 1.600 kilometer membujur dari utara ke
selatan) dan memiliki lebar maksimum 400 kilometer melintang dari barat ke
timur, dengan garis pantai sepanjang kira-kira 15.134 kilometer dan total luas
daratan seluas 268.021 kilometer persegi, karena pulau-pulau luarnya yang
terpisah jauh dan garis pantainya yang panjang, negara ini memiliki sumber daya
kelautan yang melimpah. Zona
Ekonomi Eksklusif-nya,
merupakan salah satu yang terluas di dunia, meliputi lebih dari 15 kali lipat
luas daratannya.
Pulau
Selatan adalah pulau yang terbesar di Selandia Baru, dan
terbagi membujur oleh Alpen Selatan di tengah-tengahnya. Terdapat 18
puncak gunung yang lebih tinggi dari 3.000 meter di atas permukaan laut, yang
tertinggi adalah Gunung Cook/Aoraki setinggi 3.754 kilometer di atas permukaan
laut. Pegunungan Fiordland yang curam dan fyord
yang dalam adalah prasasti bagi proses glasiasi besar pada zaman es di tepi
barat daya Pulau Selatan. Pulau Utara tidak terlalu bergunung-gunung, tetapi
ditandai oleh banyak gunung api. Zona
Vulkanik Taupo yang
sangat aktif telah membentuk dataran tinggi vulkanik yang besar, yang diselingi oleh
gunung tertinggi di Pulau Utara, Gunung
Ruapehu (2.797 meter
di atas permukaan laut). Dataran tinggi ini juga menjadi tempat bagi danau
terbesar di negara ini, Danau Taupo, yang terletak di kaldera salah satu supervolcano yang paling aktif di dunia.
Keterpencilan
geografis Selandia Baru selama 80 juta tahundan biogeografi pulau bertanggung jawab atas uniknya spesies flora
dan fauna negara ini. Mereka telah berevolusi dari kehidupan liar Gondwana atau beberapa organisme mampu
memencar secara biologis dengan menerbangkan dirinya dari pantai ke pantai,
berenang, atau terbawa oleh dinamika laut. Kira-kira 82 persen tumbuhan
berpembuluh asli
Selandia Baru[n 9] adalah endemik, meliputi 1.944 spesies dari 65 genus
dan satu familia tunggal. Dua jenis hutan utama adalah
hutan-hutan yang didominasi oleh pepohonan berdaun lebar dengan Podocarpaceae yang mengambang, atau oleh Nothofagus di wilayah beriklim lebih dingin.
Tipe vegetasi lainnya adalah padang rumput.
Sebelum
datangnya manusia, kira-kira 80 persen daratan Selandia Baru ditutupi oleh
hutan, dengan hanya alpen tinggi, basah, tak-subur dan daerah-daerah vulkanik
tanpa pepohonan. Penggundulan hutan besar-besaran di Selandia Baru terjadi
setelah manusia tiba, dengan kira-kira separo hutan lenyap terbakar api setelah
pendudukan oleh bangsa Polinesia. Sebagian besar hutan yang tersisa juga
menyusut setelah datangnya bangsa Eropa, karena terjadi pembalakan kayu atau
pembukaan hutan untuk dijadikan lahan bagi perladangan pastoral, menyisakan
hutan hanya 23 persen dari keseluruhan daratan.
Hutan-hutan
didominasi oleh aneka burung, dan sedikitnya mamalia pemangsa telah menjadi
penyebab bagi beberapa spesies seperti kiwi,
kakapo, dan takahē berevolusi menjadi burung yang tidak
bisa terbang. Kedatangan manusia,
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan habitat, dan diperkenalkannya tikus Polinesia, ferret, dan mamalia lainnya
mengarah pada kepunahan banyak spesies burung, termasuk burung-burung besar seperti moa
dan elang Haast.[162][163]
Hewan-hewan
asli lainnya diwakili oleh reptil (tuatara, bengkarung, dan cicak),
kodok, laba-laba (katipo), serangga (weta), dan siput. Beberapa, seperti burung
wren dan tuatara, adalah begitu unik, sehingga mereka disebut fosil hidup. Tiga spesies kelelawar (sejak
kepunahannya) adalah tiga dan hanya tiga tanda mamalia darat asli di Selandia
Baru sampai tahun 2006 ketika ditemukannya tulang-tulang unik dari mamalia
darat seukuran-tikus yang berumur paling muda 16 juta tahun. Bagaimanapun,
mamalia laut terdapat cukup banyak, dengan hampir setengah cetacea dunia (paus, lumba-lumba, dan porpoise) dan banyak pinniped dilaporkan terdapat di perairan
Selandia Baru. Ada banyak ragam burung laut di Selandia Baru, sepertiganya
hanya ada di negara ini. Ada lebih banyak spesies penguin yang ditemukan di
Selandia Baru dibandingkan negara lain.
Sejak
datangnya manusia hampir setengah spesies vertebrata negara ini punah, termasuk
paling sedikit 51 jenis burung, tiga jenis kodok, tiga jenis kadal, satu jenis
ikan air tawar, empat jenis tumbuhan, dan satu jenis kelelawar. Yang lainnya
terancam punah atau jumlahnya menyusut drastis. Bagaimanapun, para pelestari di
Selandia Baru telah memelopori beberapa metode untuk membantu memulihkan
kehidupan liar yang terancam, termasuk suaka pulau, pengendalian hama,
translokasi kehidupan liar, penyelenggaraan panti, dan ecological restorasi
pulau ekologis dan kawasan-kawasan
terpilih lainnya.
Menurut Indeks Kinerja Lingkungan tahun 2012, Selandia Baru dipandang
sebagai "pewujud yang kuat" dalam hal perlindungan lingkungan,
menempati peringkat ke-14 dari 132 negara yang dinilai.
Ekonomi
Selandia
Baru termasuk dalam negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi menyaingi Eropa Selatan dalam beberapa hal, Selandia Baru
termasuk dalam salah satu negara terbaik misalnya pada Indeks
Pembangunan Manusia
yang menempatkan Selandia Baru pada urutan ketiga. Ekspor merupakan andalan
utama perekonomian negara ini sehingga dampak perekonomian dunia akan
berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi negara ini.
Selandia
Baru memiliki sebuah ekonomi
pasar yang modern,
makmur, dan maju dengan taksiran produk domestik bruto
(PDB) berdasarkan keseimbangan
kemampuan berbelanja
(KKB) per kapita sebesar US$ 28.250. Satuan mata uang Selandia Baru adalah Dollar
Selandia Baru, secara
informal dikenal sebagai "dollar Kiwi"; mata uang ini juga beredar di
Kepulauan Cook (lihatlah Dollar Kepulauan Cook), Niue, Tokelau, dan Kepulauan
Pitcairn. Selandia
Baru menempati peringkat ke-5 Indeks
Pembangunan Manusia
tahun 2011, ke-4 dalam Indeks
Kebebasan Ekonomi The Heritage Foundation tahun 2012, dan ke-13 dalam Indeks Inovasi Global INSEAD tahun 2012 .
Keterpencilan
geografis Selandia Baru selama 80 juta tahundan biogeografi pulau bertanggung jawab atas uniknya spesies flora
dan fauna negara ini. Mereka telah berevolusi dari kehidupan liar Gondwana atau beberapa organisme mampu
memencar secara biologis dengan menerbangkan dirinya dari pantai ke pantai,
berenang, atau terbawa oleh dinamika laut. Kira-kira 82 persen tumbuhan
berpembuluh asli
Selandia Baru[n 9] adalah endemik, meliputi 1.944 spesies dari 65 genus
dan satu familia tunggal. Dua jenis hutan utama adalah
hutan-hutan yang didominasi oleh pepohonan berdaun lebar dengan Podocarpaceae yang mengambang, atau oleh Nothofagus di wilayah beriklim lebih dingin.
Tipe vegetasi lainnya adalah padang rumput.
Sebelum
datangnya manusia, kira-kira 80 persen daratan Selandia Baru ditutupi oleh
hutan, dengan hanya alpen tinggi, basah, tak-subur dan daerah-daerah vulkanik
tanpa pepohonan. Penggundulan hutan besar-besaran di Selandia Baru terjadi
setelah manusia tiba, dengan kira-kira separo hutan lenyap terbakar api setelah
pendudukan oleh bangsa Polinesia. Sebagian besar hutan yang tersisa juga
menyusut setelah datangnya bangsa Eropa, karena terjadi pembalakan kayu atau
pembukaan hutan untuk dijadikan lahan bagi perladangan pastoral, menyisakan
hutan hanya 23 persen dari keseluruhan daratan.
Hutan-hutan
didominasi oleh aneka burung, dan sedikitnya mamalia pemangsa telah menjadi
penyebab bagi beberapa spesies seperti kiwi,
kakapo, dan takahē berevolusi menjadi burung yang tidak
bisa terbang. Kedatangan manusia,
perubahan-perubahan yang berhubungan dengan habitat, dan diperkenalkannya tikus Polinesia, ferret, dan mamalia lainnya
mengarah pada kepunahan banyak spesies burung, termasuk burung-burung besar seperti moa
dan elang Haast.[162][163]
Hewan-hewan
asli lainnya diwakili oleh reptil (tuatara, bengkarung, dan cicak),
kodok, laba-laba (katipo), serangga (weta), dan siput. Beberapa, seperti burung
wren dan tuatara, adalah begitu unik, sehingga mereka disebut fosil hidup. Tiga spesies kelelawar (sejak
kepunahannya) adalah tiga dan hanya tiga tanda mamalia darat asli di Selandia
Baru sampai tahun 2006 ketika ditemukannya tulang-tulang unik dari mamalia
darat seukuran-tikus yang berumur paling muda 16 juta tahun. Bagaimanapun,
mamalia laut terdapat cukup banyak, dengan hampir setengah cetacea dunia (paus, lumba-lumba, dan porpoise) dan banyak pinniped dilaporkan terdapat di perairan
Selandia Baru. Ada banyak ragam burung laut di Selandia Baru, sepertiganya
hanya ada di negara ini. Ada lebih banyak spesies penguin yang ditemukan di
Selandia Baru dibandingkan negara lain.
Sejak
datangnya manusia hampir setengah spesies vertebrata negara ini punah, termasuk
paling sedikit 51 jenis burung, tiga jenis kodok, tiga jenis kadal, satu jenis
ikan air tawar, empat jenis tumbuhan, dan satu jenis kelelawar. Yang lainnya
terancam punah atau jumlahnya menyusut drastis. Bagaimanapun, para pelestari di
Selandia Baru telah memelopori beberapa metode untuk membantu memulihkan
kehidupan liar yang terancam, termasuk suaka pulau, pengendalian hama,
translokasi kehidupan liar, penyelenggaraan panti, dan ecological restorasi
pulau ekologis dan kawasan-kawasan
terpilih lainnya.
Menurut Indeks Kinerja Lingkungan tahun 2012, Selandia Baru dipandang
sebagai "pewujud yang kuat" dalam hal perlindungan lingkungan,
menempati peringkat ke-14 dari 132 negara yang dinilai.
Ekonomi
Selandia
Baru termasuk dalam negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi menyaingi Eropa Selatan dalam beberapa hal, Selandia Baru
termasuk dalam salah satu negara terbaik misalnya pada Indeks
Pembangunan Manusia
yang menempatkan Selandia Baru pada urutan ketiga. Ekspor merupakan andalan
utama perekonomian negara ini sehingga dampak perekonomian dunia akan
berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi negara ini.
Selandia
Baru memiliki sebuah ekonomi
pasar yang modern,
makmur, dan maju dengan taksiran produk domestik bruto
(PDB) berdasarkan keseimbangan
kemampuan berbelanja
(KKB) per kapita sebesar US$ 28.250. Satuan mata uang Selandia Baru adalah Dollar
Selandia Baru, secara
informal dikenal sebagai "dollar Kiwi"; mata uang ini juga beredar di
Kepulauan Cook (lihatlah Dollar Kepulauan Cook), Niue, Tokelau, dan Kepulauan
Pitcairn. Selandia
Baru menempati peringkat ke-5 Indeks
Pembangunan Manusia
tahun 2011, ke-4 dalam Indeks
Kebebasan Ekonomi The Heritage Foundation tahun 2012, dan ke-13 dalam Indeks Inovasi Global INSEAD tahun 2012 .
Berdasarkan
sejarahnya, industri-industri ekstraktif telah sangat berkontribusi bagi
ekonomi Selandia Baru, berfokus pada perburuan anjing laut, penangkapan paus,
pemanenan lenan liar, pendulangan emas, pengumpulan getah
kauri, dan damar
asli. Dengan dikembangkannya
kapal laut berpembeku
pada dasawarsa 1880-an daging dan hasil-hasil peternakan lainnya diekspor ke
Britania, sebuah perdagangan yang menjadi basis bagi pertumbuhan ekonomi yang
kuat di Selandia Baru. Permintaan yang besar akan hasil-hasil pertanian dari
Britania Raya dan Amerika Serikat telah membantu warga Selandia Baru untuk
memperoleh standar kehidupan yang lebih tinggi daripada Australia dan Eropa
Barat pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an. Pada tahun 1973 pasar ekspor Selandia
Baru mengalami penurunan ketika Britania Raya menggabungi Komunitas Eropa dan
faktor-faktor pemberat lainnya, seperti krisis
minyak 1973 dan krisis energi 1979,
mengarah pada melesunya ekonomi Selandia Baru. Standar kehidupan di Selandia
Baru mengalami kejatuhan menjadi di bawah Australia dan Eropa Barat, dan pada
tahun 1982 Selandia Baru memiliki pendapatan per kapita yang paling rendah di antara
negara-negara maju yang disurvey oleh Bank Dunia. Sejak tahun 1984,
pemerintah-pemerintah penerus di Selandia Baru berurusan dengan restrukturisasi
ekonomi makro (yang pada mulanya dikenal sebagai Rogernomics dan kemudian berubah menjadi Ruthanasia), secara cepat mengubah Selandia Baru
dari ekonomi yang sangat proteksionistis menjadi ekonomi pasar bebas yang sangat liberal.
Angka
pengangguran mengalami puncaknya di atas 10 persen pada tahun 1991 dan 1992,
setelah malapetaka pasar saham 1987, tetapi sebenarnya jatuh ke angka terendah sebesar 3,4
persen pada tahun 2007 (peringkat ke-5 dari 27 negara OECD yang dibandingkan).
Bagaimanapun, krisis finansial global yang berdampak besar bagi Selandia
Baru, dengan penyusutan PDB selama lima triwulan berturut-turut, resesi
terpanjang dalam 30 tahun terakhir, dan angka pengangguran naik kembali menjadi
7% pada akhir tahun 2009. Pada bulan Mei 2012, laju pengangguran umum adalah
pada kisaran 6,7%; sedangkan laju pengangguran untuk mereka yang berusia 15
sampai 21 tahun adalah sebesar 13,6%. Selandia Baru mengalami serangkaian
"emigrasi sumber daya kecerdasan" sejak dasawarsa 1970-an yang masih
berlanjut hingga kini. Hampir seperempat pekerja sangat terampil memilih hidup
di seberang lautan, terutama di Australia dan Britania, menempati proporsi tertinggi
di antara negara-negara maju. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi
"imigrasi sumber daya kecerdasan" yang membawa para profesional
terdidik dari negara-negara Eropa dan negara-negara berkembang.
Perdagangan
Selandia
Baru sangat bergantung kepada perdagangan internasional, khususnya hasil-hasil pertanian. Bilangan ekspornya adalah 24 persen
dari produksinya, membuat Selandia Baru rentan terhadap harga-harga komoditas
internasional dan resesi global. Industri-industri ekspor
pentingnya adalah pertanian, hortikultura, perikanan, kehutanan, dan pertambangan, yang menyumbang setengah ekspor
negara ini. Mitra ekspor utamanya adalah Australia, Amerika Serikat, Jepang,
Cina, dan Britania Raya. Pada tanggal 7 April 2008, Selandia Baru dan Cina
menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas Selandia
Baru-Cina, perjanjian
pertama yang ditandatangani Cina dengan negara maju.[207][208] Sektor jasa adalah sektor terbesar
dalam ekonomi negara ini, diikuti oleh manufaktur dan konstruksi dan kemudian
perkebunan dan ekstraksi bahan mentah. Pariwisata memainkan peran signifikan dalam
ekonomi Selandia Baru, menyumbang US$ 15,0 miliar bagi keseluruhan PDB Selandia
Baru dan mendukung 9,6 persen seluruh tenaga kerja pada tahun 2010.
International visitors to New Zealand increased by 3.1 percent in the year
to October 2010 dan diharapkan mengalami kenaikan pada laju 2,5 persen per
tahun sampai tahun 2015.
Wol
pernah menjadi ekspor pertanian utama Selandia Baru pada akhir abad ke-19.
Bahkan pada dasawarsa 1960-an, ia memasok lebih dari sepertiga total perolehan
ekspor, tetapi sejak saat itu harganya terus menurun dibandingkan
komoditas-komoditas lainnya dan wol tidak lagi menguntungkan bagi banyak
petani. Sebaliknya, hasil peternakan dan susu meningkat, dengan banyaknya sapi
perah bertambah menjadi dua kali lipat antara tahun 1990 sampai 2007, menjadi
penyumbang terbesar ekspor Selandia Baru. Sejak tahun itu sampai bulan Juni
2009, hasil susu mencapai 21 persen (US$ 9,1 miliar) dari total ekspor, dan
perusahaan terbesar di negara ini, Fonterra, memegang kendali hampir sepertiga
perdagangan susu internasional. Ekspor pertanian lainnya pada tahun 2009 adalah
daging sebesar 13,2 persen, wol sebesar 6,3 persen, buah-buahan sebesar 3,5
persen dan perikanan sebesar 3,3 persen. Industri anggur Selandia Baru
telah mengikuti tren serupa susu, banyaknya kebun anggur bertambah menjadi dua
kali lipat pada periode yang sama, mengambil alih ekspor wol untuk kali pertama
pada tahun 2007.
Infrastruktur
Pada
tahun 2008, minyak, gas, dan batu bara memasok 69 persen energi Selandia Baru dan 31 persen sisanya dihasilkan dari energi terbarukan, khususnya tenaga
air dan panas bumi. Jejaring transportasi di Selandia Baru meliputi 93.805 kilometer jalan,
senilai 23 miliar dollar, dan 4.128 kilometer jalur rel kereta api. Mayoritas
kota kecil dan kota besar terhubung oleh angkutan bus, meskipun mobil pribadi
adalah modus transportasi terbesar. Kereta api di Selandia Baru diswastakan pada tahun 1993, kemudian
dibeli kembali oleh pemerintah pada tahun 2004 dan kini masih menjadi badan
usaha milik negara.
Kereta api beroperasi melintasi negara ini, meskipun sebagian besarnya
mengangkut barang dibanding penumpang. Sebagian besar pengunjung dari luar
negeri tiba melalui jalur udara dan Selandia Baru memiliki tujuh bandar udara internasional, meskipun sejak bulan Februari 2011
sampai sekarang hanya Bandar
Udara Internasional Auckland
dan Christchurch yang berhubungan langsung dengan
negara lain selain daripada Australia maupun Fiji. Kantor Pos Selandia Baru memonopoli telekomunikasi sampai
tahun 1989 ketika Telecom New Zealand
didirikan, mulanya sebagai badan usaha milik negara dan kemudian diswastakan pada tahun 1990. Telecom masih
memiliki mayoritas infrastruktur telekomunikasi, tetapi persaingan dari
penyedia lainnya bertambah hebat. Uni
Telekomunikasi Internasional
PBB menempatkan Selandia Baru pada peringkat ke-12 dalam
pembangunan infrastruktur informasi dan komunikasi, naik empat tingkat antara
tahun 2008 sampai 2010.
Demografi
Selandia
Baru memiliki populasi sekitar 4 juta. Sekitar 80% dari populasinya adalah
turunan Eropa. Suku Maori adalah grup etnik kedua terbesar (14,7%). Sekitar
1996 dan 2001, jumlah orang Asia (6,6%) melewati jumlah orang Kepulauan Pasifik (6,5%).
Kristen adalah agama dominan di Selandia
Baru, meskipun hampir 40% populasinya tidak memiliki agama. Denominasi utama Kristen adalah Anglikan, Presbiteranian, Katolik Roma, dan Methodist. Ada juga sejumlah orang yang menyebut
mereka Gereja Pantekosta dan Baptis
dan juga Mormon. Gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru
memiliki banyak pengikut di antara orang Maori. Menurut hasil sensus, agama
minoritas lain termasuk Hindu, Buddha,
dan Islam. Terdapat lebih dari 36.000 Muslim di Selandia Baru yang
sebagian besar adalah pendatang baru dan pengungsi.
Populasi
Selandia Baru kira-kira sejumlah 4,4 juta jiwa. Selandia Baru adalah negara
yang didominasi oleh kawasan perkotaan, dengan 72 persen populasi tinggal di 16
kawasan perkotaan utama dan 53 persen tinggal di empat kota terbesar Auckland, Christchurch, Wellington, dan Hamilton. Kota-kota di Selandia Baru pada
umumnya berperingkat tinggi dalam hal ukuran kelayakan huni internasional.
Misalnya, pada tahun 2010 Auckland menempati peringkat ke-4 kota
paling layak huni di dunia
dan Wellington menempati peringkat ke-12 dalam Survey Kualitas Hidup versi Mercer.
Angka
harapan hidup seorang bayi Selandia Baru yang lahir pada tahun 2008 adalah 82,4
tahun untuk perempuan, dan 78,4 tahun untuk laki-laki. Angka harapan hidup bayi
pada saat dilahirkan diramalkan naik dari 80 tahun menjadi 85 tahun pada tahun
2050 dan angka kematian bayi diperkirakan mengalami penurunan. Tingkat
kesuburan total
Selandia Baru adalah sebesar 2,1; relatif tinggi untuk ukuran negara maju, dan
kelahiran alami menempati proporsi signifikan pertumbuhan populasi. Oleh
karenanya, negara ini memiliki populasi muda dibandingkan dengan negara-negara
paling terindustrialisasi, dengan 20 persen penduduk Selandia Baru berumur 14
tahun atau lebih muda. Pada tahun 2050 populasi Selandia Baru ditaksir mencapai
5,3 juta jiwa, umur median berubah dari 36 tahun menjadi 43 tahun dan persentase
orang yang berumur 60 tahun atau lebih tua berubah dari 18 persen menjadi 29
persen.
Etnisitas dan imigrasi
Menurut
sensus tahun 2006; 67,6 persen penduduk diketahui sebagai keturunan Eropa dan
14,6 persen sebagai Māori Kelompok etnik utama lainnya adalah bangsa Asia (9,2
persen) dan bangsa Pasifik (6,9 persen), sedangkan 11,1 persen mengaku hanya
sebagai "Orang Selandia Baru" (atau serupa dengan itu) dan 1 persen
mengaku beretnis lain. Ini bertentangan dengan data tahun 1961, ketika sensus
melaporkan bahwa populasi Selandia Baru pada saat itu 92 persen keturunan Eropa
dan 7 persen Māori, dengan minoritas Asia dan Pasifik sebesar 1 persen.
Sedangkan demonim untuk warga Selandia Baru dalam bahasa Inggris adalah New
Zealander, dan istilah kolokial "Kiwi"
biasa digunakan oleh masyarakat internasional dan penduduk setempat.
Kata pinjaman dari bahasa Māori, Pākehā biasanya merujuk pada warga Selandia
Baru keturunan Eropa, meskipun beberapa pihak menolak sebutan ini, dan beberapa
orang Māori menggunakannya untuk merujuk semua warga Selandia Baru yang bukan
dari kalangan Polinesia.
Suku
Māori adalah bangsa pertama yang mencapai Selandia Baru, diikuti oleh pendatang
dini Eropa. Kolonisasi berikutnya, didominasi oleh pendatang dari Britania,
Irlandia, dan Australia karena kebijakan yang ketat serupa dengan Kebijakan Australia Putih. Terdapat juga imigran yang
signifikan dari Belanda, asal Dalmatia, imigrasi dari Italia dan Jerman
bersama-sama dengan imigrasi tak-langsung dari Eropa melalui Australia, Amerika
Utara, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan. Setelah Depresi Besar kebijakan-kebijakan diperlonggar dan
keanekaragaman migran semakin bertambah banyak. Pada tahun 2009–2010, sebuah
target tahunan tentang persetujuan 45,000–50,000 penduduk tetap telah
ditentukan oleh Badan Imigrasi Selandia Baru—lebih dari satu migran baru untuk
setiap 100 penduduk Selandia Baru. 23 persen populasi Selandia Baru dilahirkan
di seberang lautan, sebagian besarnya menetap di kawasan Auckland. Sementara itu, sebagian besarnya masih
berasal dari Britania Raya dan Irlandia (29 persen), imigrasi dari Asia Timur
(sebagian besarnya Cina Daratan, tetapi dengan jumlah yang substansial juga
dari Korea, Taiwan, Jepang, dan Hong Kong) juga bertambah banyak dengan cepat.
Jumlah pelajar
internasional yang
berbiaya sendiri menaik tajam pada akhir dasawarsa 1990-an, dengan lebih dari
20.000 orang yang belajar dalam lembaga-lembaga pendidikan tinggi publik pada tahun 2002.
Bahasa
Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling luas
digunakan di Selandia Baru, dipertuturkan oleh 98 persen penduduk. Bahasa
Inggris Selandia Baru adalah serupa dengan Bahasa Inggris Australia dan ada
banyak penutur dari belahan utara bumi yang tidak mampu mengucapkan aksen ini. .
Perbedaan yang paling mencolok antara Bahasa Inggris dialek Selandia Baru dan Bahasa
Inggris dialek lainnya adalah pergeseran pada vokal depan pendek: suara i
yang pendek (seperti pada kit) menjadi agak diketengahkan mendekati
suara schwa (pepet)
(contohnya a pada comma dan about); suara e pendek
(seperti pada dress) berpindah ke arah suara i pendek; dan suara a
pendek (seperti pada trap) bergeser ke arah e pendek. Dengan
demikian, pengucapan khas Selandia Baru untuk kata-kata bad, dead,
fish, dan chips terdengar seperti bed, did, fush,
dan chups bagi orang yang bukan dari Selandia Baru.
Setelah
Perang Dunia II, Suku Māori coba dihalang-halangi menggunakan bahasa mereka
sendiri (te
reo Māori) di
sekolah dan tempat kerja dan bahasa Maori hanya digunakan sebagaibahasa
komunitas di beberapa daerah terpencil. Bahasa Maori baru-baru ini mulai
diberdayakan kembali, dinyatakan sebagai salah satu bahasa resmi Selandia Baru
pada tahun 1987, dan dipertuturkan oleh 4,1 persen populasi. Sekarang terdapat
sekolah pendalaman bahasa Māori dan dua saluran televisi berbahasa Maori, dua dan hanya dua saluran televisi nasional yang
sebagian besar jam siar utamanya disajikan dalam bahasa Māori. Banyak tempat secara resmi dinamai ganda, nama
Maori dan nama Inggris beberapa tahun belakangan ini. Bahasa Samoa adalah salah
satu bahasa lisan terpopuler di Selandia Baru (2,3 persen),[n 12] diikuti oleh bahasa Perancis, bahasa
Hindi, bahasa Yue, dan bahasa Cina Utara. Bahasa Isyarat Selandia Baru digunakan oleh hampir 28.000 orang
dan dibuat sebagai bahasa resmi kedua di Selandia Baru pada tahun 2006.
Pendidikan dan agama
Pendidikan
dasar dan menengah diwajibkan bagi anak-anak berusia 6 sampai 16 tahun,
sebagian besarnya dimulai pada usia 5 tahun. Pendidikan wajib ini memerlukan
waktu selama 13 tahun dan belajar di sekolah negeri adalah gratis. Selandia Baru memiliki
angka melek huruf sebesar 99 persen, dan lebih dari setengah populasi berumur
15 sampai 29 tahun menjalani pendidikan tinggi. Terdapat lima jenis lembaga
pendidikan tinggi yang dimiliki pemerintah: universitas, kolese pendidikan, politeknik, kolese spesialis, dan wānanga, selain lembaga pelatihan swasta. Dalam
populasi dewasa; 14,2 persen bergelar sarjana atau lebih tinggi; 30,4 persen
berkualifikasi sekunder (setara pendidikan menengah); dan 22,4 persen tidak
berkualifikasi formal. Program
Penilaian Pelajar Internasional-nya
OECD menempatkan sistem pendidikan Selandia Baru pada
peringkat ke-7 terbaik di dunia, di mana para pelajar berkemampuan membaca,
matematika, dan ilmu pengetahuan yang sangat baik.
Kristen
adalah agama mayoritas di Selandia Baru, meskipun masyarakatnya termasuk yang
paling sekular di dunia. Menurut Sensus
2006, 55,6 persen populasi mengaku sebagai orang Kristen, sementara 34,7 persen
lainnya mengaku tak-beragama (meningkat dari 29,6 persen pada tahun 2001) dan
kira-kira 4 persen menganut agama lain. Denominasi Kristen terbesar yang ada di
Selandia Baru adalah Anglikan, Katolik
Roma, Presbiterian, dan Metodisme. Terdapat juga jumlah penganut
Kristen yang signifikan yang mengaku sebagai pengikut aliran Pentakosta, Baptis,
dan Mormon; serta gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru yang
diikuti oleh banyak orang Māori. Menurut gambaran sensus, agama minoritas
signifikan lainnya adalah Hindu, Buddha, dan Islam.
Peringkat
|
Nama Kota
|
Populasi
|
Peringkat
|
Nama Kota
|
Populasi
|
|||
1
|
7
|
|||||||
2
|
8
|
|||||||
3
|
9
|
|||||||
4
|
10
|
|||||||
5
|
11
|
|||||||
6
|
12
|
Budaya
Bangsa
Māori kuno mengadaptasi budaya Polinesia
timur yang berbasis tropika, sejalan dengan tantangan-tantangan yang melekat
dengan suatu lingkungan yang lebih luas dan lebih beraneka ragam, yang
sebenarnya secara langsung ataupun tidak langsung juga mengembangkan budaya
sendiri yang berbeda. Organisasi sosial sangatlah bersifat komunal dengan
keluarga (whanau), sub-suku (hapu), dan suku (iwi) yang
diatur oleh seorang ketua (rangatira) yang kedudukannya memerlukan
persetujuan komunitas. Imigran Britania dan Irlandia membawa aspek-aspek
kebudayaan mereka ke Selandia Baru dan juga memengaruhi kebudayaan Māori
khususnya dengan diperkenalkannya Agama Kristen. Bagaimanapun, Māori masih
menganggap kepatuhan mereka terhadap kelompok-kelompok kesukuan sebagai bagian
penting dari identitas mereka, dan kekerabatan Māori mirip dengan apa yang berlaku di masyarakat Polinesia lainnya. Yang lebih baru, Budaya
Amerika Serikat, Australia,
Asia, dan budaya-budaya
Eropa lainnya telah
memengaruhi budaya Selandia Baru. Budaya-budaya Polinesia yang bukan Māori juga
terlihat, dengan diselenggarakannya Festival Pasifika, festival Polinesia terbesar di dunia, dan kini menjadi
acara tahunan di Auckland.
Kehidupan
perdesaan yang luas di Selandia Baru dini telah membentuk citra Orang Selandia
Baru yang kasar, pemecah masalah yang sangat gigih. Kesantunan diharapkan dan
diberdayakan melalui "sindroma opium tinggi",
di mana pihak-pihak berpenghasilan tinggi menerima kritikan pedas. Pada masa
itu Selandia Baru tidak dikenal sebagai negara intelek. Sejak permulaan abad
ke-20 sampai penghujung dasawarsa 1960-an budaya Māori ditekan oleh upaya
asimilasi Māori ke dalam Orang Selandia Baru keturunan Britania. Pada dasawarsa
1960-an, ketika pendidikan tinggi dan kawasan perkotaan meluas budaya perkotaan mulai
mendominasi. Meskipun sebagian besar populasi kini menetap di kota-kota, banyak
seni, sastra, film, dan lawakan Selandia Baru bertemakan perdesaan.
Budaya Maori
Para
Māori adalah orang-orang Polynesia asli Selandia Baru (Aotearoa). Mereka
mungkin tiba di Polinesia selatan-barat dalam beberapa gelombang pada suatu
waktu sebelum 1300, meskipun tanggal sampai dengan 2000 tahun yang lalu masih
menarik dukungan. Para Māori menyelesaikan pulau dan mengembangkan budaya yang
berbeda. Sejarah lisan Maori bercerita tentang perjalanan panjang dari Hawaiki
(tanah air mitos di Polinesia tropis) di kano laut-akan besar ( waka ).Mitologi
Māori adalah korpus khas dewa dan pahlawan, berbagi beberapa motif Polinesia.
Beberapa tokoh terkenal yang Rangi dan Papa ,Maui , dan Kupe . Pusat ke acara
budaya banyak adalah marae , dimana keluarga dan suku berkumpul untuk
acara-acara khusus, seperti pōwhiri atau Tangi .Māori sering menyebut diri
mereka " tāngata whenua "(orang-orang dari tanah), menempatkan
kepentingan tertentu pada gaya hidup yang terhubung ke darat dan laut. hidup
komunal, berbagi, dan hidup dari tanah tersebut, nilai-nilai tradisional yang
kuat. Nilai-nilai yang berbeda, sejarah, dan pandangan dunia dari Maori
disajikan melalui seni tradisional dan keterampilan seperti HAKA , ta moko
,waiata , ukiran, tenun, dan poi . Konsep tapu (berarti tabu atau sakral) juga
kekuatan yang kuat dalam budaya Māori, diterapkan pada benda, orang, atau
bahkan pegunungan. Eropa bermigrasi ke Selandia Baru dalam meningkatkan nomor
dari akhir abad 18, dan teknologi senjata dan penyakit mereka memperkenalkan
masyarakat stabil Māori. Setelah 1840 dan Perjanjian Waitangi , Māori
kehilangan banyak tanah mereka dan mana (prestise dan otoritas), memasuki masa
dan numerik penurunan budaya. Namun populasi mereka mulai meningkat lagi dari
akhir abad 19, dankebangkitan budaya dimulai pada tahun 1960-an, kadang-kadang
dikenal sebagai Renaisans Maori .
Budaya Orang Pakeha
Pākehā
budaya (biasanya identik dengan Selandia Baru Eropa ) terutama berasal dari
dari pemukim Inggris yang dijajah Selandia Baru pada abad kesembilan belas.
Meskipun recognisably berkaitan dengan budaya Inggris, ia selalu memiliki
perbedaan jelas, dan ini telah meningkat waktu telah berlangsung. Hal-hal yang
membedakan budaya Pākehā dari budaya Inggris termasuk tingkat-tingkat yang
lebih tinggi egalitarianisme , anti-intelektualisme , dan gagasan bahwa
kebanyakan orang dapat melakukan hal-hal yang paling jika mereka menaruh
pikiran mereka untuk itu. Dalam budaya Pākehā adalah sub-budaya yang berasal
dari kelompok-kelompok Eropa Irlandia, Italia dan lainnya, serta subkultur
non-berbagai etnis.Telah menyatakan bahwa Pākehā tidak benar-benar memiliki
budaya, atau jika mereka melakukannya bukan merupakan salah satu yang berbeda.
Sebagian dari masalah ini adalah bahwa budaya tinggi sering keliru untuk budaya
secara umum, dan kurangnya pengakuan historis diberikan kepada seniman penulis
Selandia Baru, dan komposer dipandang sebagai bukti kurangnya budaya.
Sebaliknya, Pākehā budaya popumumnya sangat terlihat dan sering dihargai. Hal
ini diamati dalam kepercayaan umum bahwa kiwiana , kategori gaya 1950-artefak
kitsch, adalah batu ujian budaya yang menentukan. Lainnya berpendapat keyakinan
bahwa dalam 'ketiadaan' budaya di NZ adalah gejala istimewa putih ,
memungkinkan anggota kelompok yang dominan untuk melihat budaya mereka sebagai
'normal' atau 'default', bukan sebagai posisi tertentu dari keuntungan relatif.
Salah satu tujuan dari Pākehā kelompok anti-rasis tahun 1980-an adalah untuk
memungkinkan Pākehā untuk melihat budaya mereka sendiri seperti itu, daripada
berpikir apa yang mereka lakukan adalah normal dan apa yang orang lain lakukan
adalah 'etnis' dan aneh.
Seni
Sebagai
bagian dari kebangkitan budaya Māori, seni tenun dan kerajinan tangan
tradisional kini dipraktikkan lebih luas dan para seniman Māori semakin
membanyak dan semakin berpengaruh. Sebagian besar ukiran Māori menampilkan
gambar-gambar manusia, pada umumnya dengan tiga jari dan tampak alami, detail
kepala, atau kepala yang fantastis. Pola-pola permukaan meliputi pilinan,
bubungan, takukan, dan sisik ikan menghiasi sebagian besar ukiran. Arsitektur
unggulan Māori memuat bangunan-bangunan pertemuan yang diukir (wharenui), dihiasi dengan ukiran dan ilustrasi
simbolis. Bangunan-bangunan ini aslinya dirancang untuk dapat dibangun kembali,
diubah, dan disesuaikan untuk keperluan yang berbeda-beda.
Māori
menghias kayu-kayu bangunan putih, kano, dan nisan menggunakan cat merah
(campuran ochre merah dan lemak hiu) dan hitam
(terbuat dari jelaga) dan membuat lukisan burung, reptil, dan desain lain pada
dinding gua. Raja-raja Māori (moko) memuat jelaga berwarna yang dicampur
dengan getah, digoreskan pada daging menggunakan pahat yang terbuat dari
tulang. Sejak ketibaan orang Eropa, lukisan dan foto menjadi didominasi oleh
pemandangan alam, aslinya bukan merupakan karya seni, melainkan gambaran
Selandia Baru yang sebenarnya. Foto-foto Māori juga lazim, di mana pelukis dini
sering menggambarkan mereka sebagai "noble savage" (orang liar
yang terhormat), kecantikan yang eksotik, atau pribumi yang bersahabat. Keterpencilan
negara ini telah memperlambat terterimanya pengaruh tren kesenian Eropa, dan
memungkinkan seniman lokal mengembangkan gaya regionalisme
sendiri yang berbeda. Pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an ada banyak seniman
yang memadukan teknik-teknik Māori dan Barat, untuk menciptakan bentuk-bentuk
seni yang unik. Seni dan kerajinan Selandia Baru secara bertahap telah menerima
perhatian internasional, contohnya melalui pameran di Biennale di Venezia
pada tahun 2001 dan pameran "Paradise Now" di New York pada tahun 2004.
Jubah
Māori terbuat dari serat lenan murni dan bercorak segitiga, berlian, dan
bentuk-bentuk geometri lainnya dengan warna hitam, merah, dan putih. Batu
hijau dijadikan
anting-anting dan kalung, dengan desain yang paling terkenal adalah hei-tiki, sebuah gambaran manusia yang
diputarbalik, sedang duduk bersila dengan kepalanya miring ke samping Orang
Eropa membawa etiket busana Inggris ke Selandia Baru, dan sampai dasawarsa
1950-an sebagian besar orang berdandan untuk acara-acara sosial.
Standar-standar sejak saat itu menjadi lebih santai dan gaya busana Selandia
Baru telah menerima reputasi atas kesederhanaanya, kepraktisannya, dan
kesahajaannya. Bagaimanapun, industri busana lokal telah tumbuh secara
signifikan sejak tahun 2000, melipatduakan ekspor dan bertambah dari segelintir
saja menjadi kira-kira 50 merek yang mapan, di mana beberapa merek memperoleh
pengakuan internasional.
Sastra
Māori
dengan cepat mengadopsi tulisan sebagai alat untuk berbagi pemikiran, dan
banyak kisah dan puisi lisannya dikonversi menjadi tulisan. Sebagian besar
sastra Inggris klasik diperoleh dari Britania, dan tidak pernah terjadi
sedemikian sampai dasawarsa 1950-an ketika toko-toko penerbitan lokal bertambah
banyak, dengan demikian sastra Selandia Baru pun mulai semakin dikenal
masyarakat. Meskipun masih sangat dipengaruhi oleh tren global (modernisme) dan peristiwa global (Depresi
Besar), para penulis pada dasawarsa 1930-an mulai mengembangkan kisah-kisah
yang semakin berfokus pada pengalaman mereka di Selandia Baru. Pada periode ini
sastra berubah dari kegiatan jurnalistik menjadi pencarian yang lebih bersifat
akademis. Partisipasi dalam perang dunia telah memberikan beberapa penulis
Selandia Baru sebuah perspektif baru tentang budaya Selandia Baru, dan dengan
membanyaknya universitas pascaperang sastra lokal pun semakin berkembang.
Hiburan
Musik di Selandia Baru
dipengaruhi oleh blues, jazz, country, rock and roll, dan hip-hop; banyak dari genre ini yang memberikan interpretasi khas
Selandia Baru. Māori mengembangkan lagu dan nyanyian tradisional dari nenek
moyang mereka yang berasal dari Asia Tenggara, dan setelah terpencil selama
berabad-abad terbentuklah bunyi-bunyi yang "monoton",
"muram", dan "unik". Seruling dan terompet digunakan sebagai alat music atau
sebagai alat pemberi isyarat ketika perang atau acara khusus berlangsung. Penduduk dini membawa musik etnik mereka, di
mana paduan suara dan grup musik yang memainkan alat
musik yang terbuat dari kuningan menjadi memasyarakat, dan para musisi
mulai melakukan pertunjukan jelajah Selandia Baru pada dasawarsa 1860-an. Grup musik yang menggunakan tambur dan alat
musik tiup semakin meluas pada akhir abad ke-20. Industri rekaman di Selandia
Baru mulai berkembang pada tahun 1940 dan ada banyak musisi Selandia Baru yang
mencapai sukses di Britania dan Amerika Serikat. Beberapa seniman memproduksi
lagu-lagu berbahasa Māori dan lagu-lagu berbasis tradisi Māori, kapa
haka (lagu dan tarian)
dibangkitkan kembali. Anugerah Musik Selandia Baru diselenggarakan setiap tahun oleh Asosiasi Industri Rekaman Selandia Baru (RIANZ); acara anugerah/penghargaan
pertama diselenggarakan pada tahun 1965 oleh Reckitt & Colman
dengan tajuk Loxene Golden Disc Awards. RIANZ juga menerbitkan tangga musik resmi mingguan negara ini.
Radio
pertama hadir di Selandia Baru pada tahun 1922, sedangkan televisi pada tahun
1960. Jumlah film Selandia Baru secara signifikan bertambah banyak
pada dasawarsa 1970-an. Pada tahun 1978 Komisi Film Selandia Baru mulai membantu para pembuat film
lokal dan banyak film berhasil menarik perhatian dunia, beberapa di antaranya
menerima pengakuan internasional. Pelonggaran peraturan pada dasawarsa 1980-an
telah berhasil menaikkan jumlah stasiun radio dan televise.Televisi Selandia
Baru utamanya menayangkan acara-acara dari Britania dan Amerika, bersama-sama
dengan sejumlah acara dari Australia dan juga produk lokal. Keanekaragaman
pemandangan alam dan ukurannya yang kompak, ditambah insentif dari pemerintah, telah mendorong beberapa produser untuk membuat film berbiaya besar di
Selandia Baru. Industri media di Selandia Baru
didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan, sebagian besar darinya dimiliki
asing, meskipun negara masih menguasai kepemilikan beberapa stasiun televisi
dan radio. Antara tahun 2003 sampai 2008, Reporters
Without Borders
secara konsisten menempatkan kebebasan pers Selandia Baru pada peringkat 20
besar. Pada tahun 2011, Selandia Baru menempati peringkat ke-13 dunia dalam hal
kebebasan pers versi Freedom House, dengan media terbebas kedua di
Asia-Pacific setelah Palau.
Olahraga
Sebagian
besar kode keolahragaan utama di Selandia Baru berasal dari Inggris. Golf,
bola jaring, tenis,
dan kriket adalah empat cabang olahraga
terpopular di Selandia Baru, sepakbola adalah yang paling popular di
kalangan anak muda, dan uni rugbi adalah yang paling banyak ditonton.
Kunjungan berjaya sepak
bola rugbi ke
Australia dan Britania Raya pada akhir dasawarsa 1880-an dan awal dasawarsa 1900-an memainkan perang awal dalam
menanamkan identitas nasional,[320] meskipun pengaruh olahraga mengalami
kemunduran sejak saat itu. Balap kuda juga pernah menjadi olahraga tontonan yang merakyat dan menjadi bagian dari budaya
"Rugbi, Balap, dan Bir" pada dasawarsa 1960-an. Keikutsertaan Māori
dalam olahraga Eropa khususnya dapat disaksikan dalam rugbi, dan tim negara ini
menampilkan haka (olahraga tantangan tradisional
Māori) sebelum pertandingan-pertandingan internasional.
Selandia
Baru memiliki tim-tim internasional yang kompetitif dalam uni rugbi, bola jaring, kriket,
liga
rubgi, dan sofbol,
dan secara tradisional berkinerja bagus dalam hal triatlon, rowing, balapan yacht,
dan bersepeda. Negara ini memiliki rasio
medali-berbanding-populasi yang bagus pada olimpiade dan Pesta
Olahraga Persemakmuran.
Tim uni rugbi nasional Selandia Baru seringkali dipandang sebagai yang terbaik
di dunia, dan menguasai Piala Dunia Rugbi Uni. Selandia Baru juga menguasai juara dunia
liga rugbi. Selandia Baru dikenal melalui olahraga ekstrem,
pariwisata petualangan dan tradisi naik-gunung yang hebat. Kegiatan
luar-ruangan lainnya adalah bersepeda, memancing, berenang, berlari,
melintas-alam, berkano, berburu, berolahraga-salju, dan berselancar adalah juga
merakyat. Olahraga Polinesia, waka
ama, balap kano,
telah semakin merakyat dan kini menjadi cabang olahraga internasional yang
melibatkan tim-tim dari semua negara Pasifik.
Hari
libur
Hari
libur umum di Selandia Baru adalah:
Date
|
|
1 Januari1
|
|
2 Januari2
|
Sehari setelah Tahun Baru
|
6 Februari
|
Hari Waitangi
|
Jumat sebelum Paskah
|
|
Sehari setelah Senin
Paskah
|
|
25 April
|
Hari ANZAC
|
Senin pertama pada bulan
Juni
|
Hari Kelahiran Ratu
|
Senin keempat pada bulan
Oktober
|
|
25 Desember1
|
|
26 Desember2
|
Natal kedua (Boxing Day)
|
(1) atau Senin
berikutnya jika ia jatuh pada hari Sabtu atau Minggu
|
|
(2) atau Senin
berikutnya jika ia jatuh pada hari Sabtu, atau Selasa berikutnya jika ia
jatuh pada hari Minggu
|
Catatan kaki
1.
^ "God Save the Queen" resminya menjadi lagu kebangsaan,
tetapi secara umum hanya digunakan pada peruntukan kepala negara dan wakilnya.[1][2]
2.
^ Persentase bahasa berjumlah lebih dari 100% karena
beberapa orang mampu berbicara dalam lebih dari satu bahasa. Mereka
mengecualikan tanggapan-tanggapan yang takberguna dan mereka yang berbicara
tanpa bahasa (misalnya terlalu muda untuk berbicara).[3]
3.
^ Persentase etnisitas berjumlah lebih dari 100% karena
beberapa orang menganggap dirinya menjadi bagian dari lebih dari satu kelompok
etnik.[4]
4.
^ Terdapat tanggal yang berbeda-beda yang dapat digunakan
untuk menandai kemerdekaan (lihatlah Kemerdekaan Selandia
Baru).
5.
^ Proporsi keluasan Selandia Baru (tidak menyertakan
perairan dalam) meliputi sungai, danau, dan waduk, menurut gambaran dari Basis
Data Pertanahan Selandia Baru,[5]
adalah (357526 + 81936) / (26821559 – 92499–26033 – 19216) = 1,6%. Jika
perairan muara terbuka, bakau, dan vegetasi semak air asin diikutsertakan,
angka ini berubah menjadi 2,2%.
6.
^ Kepulauan Chatham
memiliki zona waktu terpisah, 45 menit mendahului tempat lain di Selandia Baru.
7.
^ Teritorial Niue,
Kepulauan
Cook, dan Tokelau
memiliki kode tersendiri, masing-masing .nu, .ck, dan .tk.
8.
^ Zeeland diucapkan sebagai "Zealand" dalam bahasa
Inggris. Nama Selandia Baru tidaklah diturunkan dari pulau milik Denmark, Sjælland.
9.
^ Selandia Baru memiliki hampir 4.000 spesies asli lumut kerak
dan tumbuhan tak-berpembuluh lainnya,[153]
dan hanya 40 persen darinya adalah endemik.[154]
10.
^ Taksiran PDB KKB dari organisasi yang berbeda memberikan
angka yang berbeda-beda. Taksiran Dana Moneter Internasional
adalah sebesar US$ 27.420.[177]
Taksiran World
Factbook CIA adalah sebesar US$ 28.000.[178]
Taksiran Bank
Dunia adalah sebesar US$ 29.352.[179]
11.
^ Ketika sensus selesai dilakukan, masyarakat dapat memilih
lebih dari satu kelompok etnik
(misalnya, 53 persen Māori mengaku hanya sebagai Māori, sedangkan sisanya juga
mengaku berasal dari etnis lain).[239]
12.
^ Dari 85.428 orang yang mengaku berbicara dalam bahasa
Samoa pada Sensus 2006, 57.828 orang di antaranya menetap di Region Auckland.[260]